Pokoknya jangan harap anak-anak sekolah sekarang punya waktu buat ngaji bersama keluarga, menghafal Alquran dalam rumah dan lain sebagainya, sebab pelajaran-pelajaran sekolah, baik yang pentingnya maupun yang tidak, panjangnya jam sekolah, lalu PR dan ditambah lagi dengan PDM untuk kelas akhir telah menjadi tuhan. Sekali lagi telah menjadi tuhan yang menghabiskan waktu, energi dan pikiran.
Miris rasanya setiap malam ingin menghadirkan suasana yang lebih damai dengan anak-anak, namun nyatanya harus pusing menyaksikan dan menemani mereka masih berkutat dengan pelajaran sekolah.
Apa tidak cukup sekolah dari jam 06.30 atau 07.30 hingga jam 15.00 dan kadang ditambah PDM hingga jam 17.00...?
Sehebat apa sih generasi anak bangsa negeri kita kelak di kancah dunia dengan jam pelajaran sepanjang itu namun masih tidak cukup hingga di rumah pun masih "sekolah"..???
Yang salah bukan yang sekolah dan yang menyekolahkan anak-anaknya, tapi yang salah adalah orang-orang yang mengurus masalah pendidikan tapi tidak mengerti urusan pendidikan yang penting, efektif dan maksimal.
Mereka telah mempertuhan iptek hingga seakan-akan bangsa ini akan menjadi baik dan maju hanya dengan penguasaan iptek..!!
Mereka tidak tahu, entah mungkin lupa, bahwa kata baldatun thayyibatun itu digandeng oleh Allah dengan kata wa Rabbun Ghafuur.
Tak mungkin Allah mengampuni manusia-manusia yang sombong dengan ipteknya kecuali mereka kembali pada jalan-Nya, apalagi menjadikan negerinya negeri yang baik sedang mereka bangga meninggalkan agama.
Suasana keluarga yang damai itu penting dengan berkumpul bersama, bercanda bersama, ngobrol bersama. Tapi kalau kebersamaan yang ada hanyalah perpanjangan sekolah maka tunggulah kelak.....bahwa penopang kekuatan sebuah negara, yaitu keluarga-keluarga telah kehilangan fungsi yang sebenarnya sebagai keluarga, sebab ia telah berubah menjadi sekolah, alias ruang buat menyelesaikan PR saja, titiq.
Semoga sindiran yang sangat saya sengaja ini membuat siapa saja ingat, bahwa damainya suasana keluarga jauh lebih dibutuhkan oleh anak-anak dari pada sibuk setengah mati setengah hidup, apalagi seumur hidup hanya untuk urusan pelajaran sekolah.
Sekolah itu penting, tapi berlebihan-lebihan dalam urusan sekolah itu kebodohan dan musibah.
Manusia-manusia jadul tapi hebat di negeri ini, saat-saat kecilnya bahkan masih punya waktu mencari jangkrik di tengah ladang. Masih punya waktu memancing ikan mujair di empang. Lalu di malam hari mereka ke surau-surau untuk mengaji.
-ust. Fairuz Ahmad
Miris rasanya setiap malam ingin menghadirkan suasana yang lebih damai dengan anak-anak, namun nyatanya harus pusing menyaksikan dan menemani mereka masih berkutat dengan pelajaran sekolah.
Apa tidak cukup sekolah dari jam 06.30 atau 07.30 hingga jam 15.00 dan kadang ditambah PDM hingga jam 17.00...?
Sehebat apa sih generasi anak bangsa negeri kita kelak di kancah dunia dengan jam pelajaran sepanjang itu namun masih tidak cukup hingga di rumah pun masih "sekolah"..???
Yang salah bukan yang sekolah dan yang menyekolahkan anak-anaknya, tapi yang salah adalah orang-orang yang mengurus masalah pendidikan tapi tidak mengerti urusan pendidikan yang penting, efektif dan maksimal.
Mereka telah mempertuhan iptek hingga seakan-akan bangsa ini akan menjadi baik dan maju hanya dengan penguasaan iptek..!!
Mereka tidak tahu, entah mungkin lupa, bahwa kata baldatun thayyibatun itu digandeng oleh Allah dengan kata wa Rabbun Ghafuur.
Tak mungkin Allah mengampuni manusia-manusia yang sombong dengan ipteknya kecuali mereka kembali pada jalan-Nya, apalagi menjadikan negerinya negeri yang baik sedang mereka bangga meninggalkan agama.
Suasana keluarga yang damai itu penting dengan berkumpul bersama, bercanda bersama, ngobrol bersama. Tapi kalau kebersamaan yang ada hanyalah perpanjangan sekolah maka tunggulah kelak.....bahwa penopang kekuatan sebuah negara, yaitu keluarga-keluarga telah kehilangan fungsi yang sebenarnya sebagai keluarga, sebab ia telah berubah menjadi sekolah, alias ruang buat menyelesaikan PR saja, titiq.
Semoga sindiran yang sangat saya sengaja ini membuat siapa saja ingat, bahwa damainya suasana keluarga jauh lebih dibutuhkan oleh anak-anak dari pada sibuk setengah mati setengah hidup, apalagi seumur hidup hanya untuk urusan pelajaran sekolah.
Sekolah itu penting, tapi berlebihan-lebihan dalam urusan sekolah itu kebodohan dan musibah.
Manusia-manusia jadul tapi hebat di negeri ini, saat-saat kecilnya bahkan masih punya waktu mencari jangkrik di tengah ladang. Masih punya waktu memancing ikan mujair di empang. Lalu di malam hari mereka ke surau-surau untuk mengaji.
-ust. Fairuz Ahmad
0 comments:
Post a Comment