Dengar
kata-kata “PLN” maka rata-rata warga menyebutkan “Listrik Padam”
Hal
ini yang menyebabkan saya termotivasi untuk merubah paradigma masyarakat
tentang PLN tersebut, inginnya visi dari PLN dapat terealisasi yaitu Terwujudnya
keharmonisan hubungan PT PLN (Persero) dengan masyarakat sehingga akan
menunjang keberhasilan kegiatan PT PLN (Persero) dalam menyediakan tenaga
listrik bagi masyarakat.
Konsumsi
listrik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan
pertumbuhan ekonomi nasional. Mengapa berdasarkan pertumbuhan ekonomi nasional
bukan berlandaskan kepada penambahan penduduk? Hal ini disesabkan oleh
konsumerisme masyarakat terhadap energi listrik semakin meningkat. Rata-rata
tiap rumah sudah dilengkapi dengan alat elektronik diantaranya ada TV, telfon
genggam yang semakin canggih dan lainnya, sehingga membutuhkan asupan energi yang
besar pula.
1.
Proyeksi
Penduduk
Dalam
memproyeksikan penduduk, kondisi perkembangan penduduk menjadi landasan
prakiraan. Berdasarkan hasil pengamatan pada data historis pertumbuhan penduduk
yang diambil dari Biro Pusat Statistik (BPS), ternyata setiap 10 tahun,
pertumbuhan penduduk di Indonesia cenderung mengalami penurunan dengan
perbedaan berkisar 0,3-1,5%.
2.
Rasio
Elektrifikasi per Wilayah Indonesia
Berdasarkan
Indonesia Energi Outlook & Statistics 2004 dan RUKN 2004-2013 dapat
ditunjukkan besarnya rasio elektrifikasi di Indonesia per wilayah pada tahun
1999-2002 dan tahun 2003 s.d. 2013. Dari data tersebut, besarnya rata-rata
rasio elektrifikasi di Indonesia pada tahun 2003 mencapai 54,8% dan perkiraan
pada tahun 2008 menjadi 63,5%, kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi 75%.
3.
Proyeksi
Kebutuhan Listrik
Kebutuhan
listrik di Indonesia diperhitungkan per sektor pada 34 wilayah pemasaran
listrik PLN, yaitu sektor industri, rumah tangga, usaha, umum, dan lainnya. Besarnya
kebutuhan listrik di Indonesia yang ditunjukkan pada Grafik 1, merupakan
akumulasi dari kebutuhan listrik pada masing-masing sektor pengguna energi di 34
wilayah pemasaran listrik PLN. Berdasarkan hasil proyeksi
kebutuhan listrik dari tahun 2003 s.d. 2020 yang dilakukan Dinas Perencanaan
Sistem PT PLN (Persero) dan Tim Energi BPPT, terlihat bahwa selama kurun waktu
tersebut rata-rata kebutuhan listrik di Indonesia tumbuh sebesar 6,5% per tahun
dengan pertumbuhan listrik di sektor komersial yang tertinggi, yaitu sekitar
7,3% per tahun dan disusul sektor rumah tangga dengan pertumbuhan kebutuhan
listrik sebesar 6,9% per tahun. Hal tersebut sangat beralasan, mengingat untuk
meningkatkan perekonomian di Indonesia, pemerintah meningkatkan pertumbuhan
sektor parawisata yang selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan sektor
komersial. Untuk sektor rumah tangga laju pertumbuhan kebutuhan listrik yang
tinggi dipicu oleh ratio elektrifikasi dari berbagai daerah yang masih relatif
rendah.
Berdasarkan
Grafik 1 terlihat bahwa kebutuhan listrik nasional didominasi oleh sektor
industri, disusul sektor rumah tangga, usaha, dan umum. Pola kebutuhan listrik
per sektor tersebut akan berbeda apabila ditinjau menurut wilayah pemasaran
listrik PLN, dimana semakin ke Kawasan Indonesia Timur, semakin besar kebutuhan
listrik sektor rumah tangga dibanding sektor industri. Hal ini disebabkan
karena masih rendahnya rasio elektrifikasi dan terbatasnya jumlah industri.
(Sumber : Dinas Perencanaan Sistem PT
PLN (Persero). Proyeksi Kebutuhan Listrik per Sektor per Provinsi PLN dari
Tahun 2003 s.d. Tahun 2013. Jakarta 2004)
Dari penjelasan diatas mampulah kita
menarik kesimpulan bahwasanya kebutuhan energi listrik selama 5 tahun kedepan
mau tidak mau akan terus meningkat. Lalu mengapa PLN sampai
mengambil langkah pemadaman bergilir yang diindikasikan akan terus berlangsung
hingga setahun ke depan? Ternyata, minimnya pasokan bahan bakar pembangkit
listrik dan mulai bermasalahnya beberapa pembangkit yang sudah uzur adalah
pangkal dari “bencana paceklik listrik” ini. Lagi pula yang namanya energi, lama-kelamaan
akan mengalami kepunahan atau krisis sumber energi.
Oleh
sebab itu saya menuliskan 3 ide “gila” yang setidaknya dapat mengatasi
permasalahan yang terjadi saat ini. Yaitu, Maskot PLN, Resume Pemakaian,
Komunikasi Dua Arah. Yang pertama yaitu mengurangi kebocoran energi melalui sector
rumah tangga, melalui pembuatan “Maskot PLN” yang menarik. Karena setelah saya
cari tahu di internet ada beberapa maskot yang dibuat PLN namun tidak menarik
dan terkesan kaku.
Maskot
PLN
Tentu
saja para pembaca blog sekalian merasa aneh dengan ide ini. Baiklah Saya beberkan
beberapa tahapan yang dapat kita lakukan dengan adanya maskot PLN ini.
- Pertama sekali PLN mengadakan perlombaan membuat maskot dengan tujuan menjaring ide kreatif individu sekaligus agar masyarakat merasa terlibat dalam pembangunan PLN yang lebih baik. Maskot ini penting, karena dengan adanya maskot maka warga lebih cepat ingat akan PLN dan anak-anak menjadi bersahabat juga bersama PLN.
- Setelah maskot telah jadi, maka PLN tiap regional memberikan edukasi hemat energi kepada masyarakat. Terutama kesekolah-sekolah, karena konsumen TV yang terbesar juga ada pada anak-anak, sekaligus memberi pendidikan kepada anak-anak tersebut agar tidak boros dalam penggunaan energi listrik. Bukan hanya pada sekolah, PLN ditiap regional juga memberikan edukasi ketiap-tiap kampus karena biasanya anak kost juga termasuk boros dalam pemakaian alat-alat elektronik. Edukasi dapat berupa pencerdasan dalam menggunakan energi listrik.
Itu
tadi ialah ide agar stigma masyarakat tentang PLN tidak terlalu kontra, sekaligus
juga sebagai media dalam mengedukasi masyarakat agar lebih hemat dalam
mengkonsumsi energi listrik.
Resume
Pemakaian
Bukan
hanya ide maskot, namun ada juga salah satu ide yang lain yaitu “Resume Pemakaian”
Ide ini muncul akibat seringnya pengguna listrik PLN yang merasa terkejut ketika
melonjaknya tagihan PLN yang harus mereka bayar tiap bulannya. Hal ini mungkin
bukan salahnya Pihak PLN namun disebabkan oleh pemakaian listrik yang
berlebihan oleh konsumen. Setidaknya dari pihak PLN dapat memberikan alasan
secara sciensetic kepada konsumen
dengan adanya resume pemakaian
listrik. Karena seiring perkembangan jaman yang teknologinya kian berkembang,
kiranya PLN dapat membuat suatu trobosan baru yaitu berupa teknologi resume pemakaian energi listrik sesuai
dengan “jenis elektronik” yang mereka gunakan. Hal ini bertujuan agar konsumen
sadar dan mereka tahu apa yang dapat mereka lakukan dalam meminimalisir
penggunaan energi listrik dirumahnya.
Ide
ini bermula saat kita mengingat Sebagaimana Pasal 29 UU Nomor 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan, hak-hak konsumen listrik antara lain mendapatkan
pelayanan yang baik, mendapatkan tenaga listrik secara terus menerus dengan
mutu dan keandalan yang baik, serta mendapatkan pelayanan untuk perbaikan
apalabila ada gangguan listrik.
Komunikasi
Dua Arah
Ide
terakhir yaitu akibat seringnya pemadaman listrik yang tidak diberitahukan kepada
masyarakat. Memang benar, sudah ada trobosan pengumuman pemadaman listrik
melalui media-media, berupa radio, media cetak dan lainnya. Namun hal ini tidak
efektif karena hanya berlaku satu arah. Setidaknya harus ada keterlibatan dua
arah apabila dari warga sangat memerlukan energi listrik pada saat itu.
Contohnya
saja pada saat acara pesta, hal ini dapat menimbulkan kemarahan warga bila
terjadi pemadaman yang walaupun sudah diumumkan sehari sebelum pemadaman. Namun
penentuan tanggal pesta sudah dilakukan jauh hari sebelum itu. Hal ini (komunikasi
dua arah) sangat penting karena bisa saja PLN diduga melanggar hak-hak konsumen
yang diatur UU Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perlindungan Konsumen. Yaitu, Konsumen
mempunyai hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi
barang atau jasa.
Demikianlan 3 ide "gila" Ku untuk PLN semoga kedepannya apabila warga ditanyai tentang
PLN maka warga akan menjawab “bersahabat bagiku” akibat Maskot yang telah
mereka kenal dan layanan yang maksimal. Sehingga terwujudlah visi dari PLN itu
sendiri yakni Terwujudnya
keharmonisan hubungan PT PLN (Persero) dengan masyarakat.
1 comments:
Idenya... smg bisa diimplemetasikan sama PLN. Semangaaat...
Post a Comment