Article Update :

Middle Child Syndrome : Syndrome yang Dialami Anak Tengah Karena Perasaan Kurang Dihargai dalam Keluarga. Apa yang Menyebabkan Syndrome Tersebut Terjadi ? Atau Perasaan Relatif Biasa Saja ?

Sunday, June 1, 2014


            Middle Child Syndrome adalah Syndrom mengenai anak tengah yang didasari oleh kesalahan persepsi mengenai sebuah keluarga, dimana diketahui bahwa keluarga merupakan dasar dari segalanya, apapun posisi anda di masa yang akan datang  diawali oleh keluarga. Menurut Alfred Adler tentang konsep sudut pandang mengenai perilaku manusia berdasarkan urutan kelahiran.
·         Anak pertama             : menjaga, melindungi, pengatur yang baik, kecemasan tinggi,
 pengkritik.
·         Anak kedua                : motivasinya tinggi, suka bersaing, dapat bekerjasama,
 pemberontak, mudah putus asa.
·         Anak ketiga                : ambisius, realistis, manja, tergantung pada orang lain.
·         Anak tunggal              : dewasa secara sosial, manja, ingin selalu menjadi pusat
 perhatian, perasaan kerjasama rendah, takut bersaing.
Jika dikaji dari logika berfikir Adler, maka jelas bagaimana seharusnya perlakuan orrang tua terhadap anaknya. Sebelum menikah harus direncanakan ingin punya anak berapa, misalkan berencana mempunyai anak tiga, itu berarti harus siap merencanakan bagaimana akan mendidik anak pertama hingga anak ketiga sesuai posisi kelahiran dan sesuai karakter anak. Selain itu, ketika pasangan suami istri baru melaksanakan akad nikah laki-laki bertugas sebagai imam alias sang direktur dan istri sebagai manager dalam keluarga. Karena hal dasar inilah yang terjadi kemudian adalah gagap kehidupan. Ketika pasangan suami istri menyadari maka posisi kemudian adalah talent management, satu contoh besar yakni Hasan Al Banna dimana beliau mampu membuatkan file untuk masing-masing anaknya. Yang menjadi masalah kemudian adalah problem asuh anak yang terkadang dibebankan pada ibunya, padahal ayah mempunyai peranan yang serius dalam tumbuhnya anak, termasuk perlakuan pada anak-anaknya. Selain itu, Middle Child Syndrome berbeda kasus untuk yang dialami oleh tiga bersaudara dan lima bersaudara. Jika dilihat dari teori Adler jelas hanya terlihat pada tiga bersaudara sedangkan, jika lebih dari tiga misalnya lima bersaudara, maka dilihat berapa banyak laki-laki dan perempuannya. Untuk lima bersaudara, jika lebih banyak laki-laki maka tipikal keras yang lebih dominan, jika perempuan maka tipikal keperempuanan yang dominan.
            Keluhan yang sering dialami si anak tengah adalah karena mereka merasa “tak didengar” oleh keluarganya. Karena seringkali, si anak tengah harus mengikuti apapun keinginan si sulung atau bungsu, yang akibatnya si anak tengah akan sulit untuk mengutarakan keinginannya dan selalu mengikuti keinginan orang lain. Untuk mengatasi hal itu, orang tua harus peka dengan karakter anak untuk mengkomunikasikan segala hal, bisa dengan dekati anak, ajak mereka jalan-jalan dan pancing dengan hal-hal yang memungkinkan mereka bercerita kepada orang tua. Orang tua juga harus  mampu bersikap adil dan disiplin. Jika anaknya masih kecil-kecil maka, kasih tahu mana yang boleh dan jika tidak boleh katakan kita tidak suka ia melakukan demikian. Kemudian, jarak umur antara anak pertama, kedua, ketiga dst juga mempengaruhi. Contohnya, kalau mereka hanya berjarak umur gak jauh 2-5 tahun biasanya bisa menjadi kawan atau sahabat, jadi tidak ada “pengkastaan” mana kakak mana adik. Jadi, selain peran orang tua juga perlu peran saudara-saudaranya, karena saudara merupakan orang terdekat setelah orang tua yang bisa diajak berkomunikasi oleh si anak tengah. Namun, selain keluhan yang dialami oleh anak tengah karena merasa “tidak didengar” di dalam keluarga,  anak tengah juga memiliki beberapa keunggulan yaitu :
·         Kebanyakan anak tengah mudah bergaul dan fleksibel. Hal ini karena anak tengah menjadi jembatan antara kakak dan adik, dengan begitu mereka dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan disiplinnya si kakak dan sikap manja si adik.
·         Anak tengah biasanya lebih mandiri karena kebanyakan anak tengah tidak mendapatkan perhatian sebesar si kakak dan si adik.
·         Mereka yang menjadi anak tengah biasanya lebih kreatif, suka berbagi dan loyal.
·         Anak tengah cenderung memiliki sikap peace maker.
·         Karena mereka penengah, maka mereka bisa melihat segala hal dari banyak sisi dan tumbuh menjadi orang yang mudah berempati pada oraang lain.
Dari penjelasan di atas maka, dalam hal ini selain diperlukan peran orang tua untuk dapat bersikap adil kepada anak-anaknya juga diperlukan peran saudara si anak tengah terutama kakak dan adiknya, karena merupakan orang terdekat yang berada dengan si anak tengah selain orang tua dan juga karena mereka merupakan orang yang sangat berperan untuk pembentukan karakter si anak tengah.*)

(Disusun oleh Made Alit Sanjaya berdasarkan hasil diskusi 18 Mei 2014 di Grup FC Pendidikan dan Parenting yang difasilitatori oleh Ridwan)
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

 

© Copyright Muhammad Irfan Redha 2012 -2013 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by M.Irfan Redha | Powered by Blogger.com.