Article Update :

Momentum Hari Anak

Wednesday, July 23, 2014

Khutbah Tarawih #26
22 Juli 2013
@ Masjid UI, Depok
Oleh Ust. Heru Susetyo (Dosen FHUI)
Tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional oleh Indonesia. Namun, perayaan hari ini tidak begitu populer. Tidak banyak yang mengetahuinya. Ada juga Hari Keluarga Nasional yang sama tidak populernya. Mungkin, bagi sebagian banyak orang bab tentang anak dan keluarga tidak begitu penting.
Padahal keluarga adalah suatu hal yang harus dilindungi sepenuh hati. Perhatikan ayat berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
At-Tahrim: 6
Hari ini kita saksikan bahwa tidak semua orang tua melakukan pendidikan yang layak dan sepatutnya diberikan kepada anak dan keluarganya. Belakangan ini kita menemukan kasus anak-anak di usia dini yang sudah berani melakukan tindakan kriminal, melakukan pelecehan seksual, pembunuhan terhadap temannya, atau bahkan mengendarai mobil sehingga mencelakakan orang lain.
Orang tua ikut andil dan bertanggung jawab atas peristiwa yang sering terjadi ini. Kita juga sering melihat anak usia bawah umur sudah berani mengendarai sepeda motor tanpa helm dan lisensi di jalan raya.
Di sisi lain, ada fenomena seorsng anak yang di usia dini sudah mampu menjadi penghafal qur'an, sebut saja Musa yang atas didikan orang tuanya, Musa menjadi seorsng anak lugu yang memiliki hafalan 30 juz. Banyak juga anak-anak yang meraih prestasi olimpiade dan sebagainya.
Di bilan ramadhan ini, adalah kesempatan para orang tua untuk mendidik anak mendekatkan diri kepada Allah melalui pendidikan Al-Qur'an dan puasa. Di sepuluh hari terakhir ini juga menjadi sarana orang tua mrngajarkan anak untuk menjadi muslim yang dekat kepada masjid dengan mengajak anak-anaknya turut serta beri'tikaf. Meskipun hanya bermain atau tidur, anggap saja itu sebagai proses belajar si anak untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada tuhannya.
Anak sejatinya dilahirkan dalam kondisi fitrah. Bagaimana keadaannya selanjutnya adalah bentukan dan didikan dari orang tuanya. Di Amerika banyak fenomena terbentuknya "Fatherless Children", anak-anak yang kehilangan sosok ayah karena maraknya hubungan di luar nikah. Naudzubillah.
Orang tua harus hadir menjadi teladan dan contoh bagi anak-dan keluarga. Sedari dini juga anak mestiny diajarkan Al-Qur'an dan hadits yang sederhana. Adab dan karakter tidak lupa harus ditanamkan juga sejak dini di keluarga batih atau inti. Nilai-nilai luhur yang dibawa oleh anak adalah apa yang diajarkan orang tuanya. Mengajarkan karakter dan nilai luhur lebih penting daripada mengajarkan anak untuk mendapatkan nilai dan ranking yang baik di sekolah.
Mendidik anak berarti mendidik generasi. Tumpuan terbentuknya generasi yang madani di masa depan ada pada anak dan kita sebagai orang tua yang mendidik anak dengan Al-Qur'an dan Hadits. Allahumusta'an.

Disarikan oleh: @aarif_rh
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

 

© Copyright Muhammad Irfan Redha 2012 -2013 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by M.Irfan Redha | Powered by Blogger.com.