Article Update :

Tiga Gaya Menghadapi Rasa Takut

Tuesday, February 19, 2013



Bagaimana cara anda menghadapi rasa takut? Ada tiga cara dasar yang digunakan orang-orang untuk mengatur rasa takut. Tidak menanggapi sama sekali, menanggapi secara berlebihan, dan memanfaatkannya.

Gambar : takut (sumber Google)
Sikap tanpa tanggapan akan membuat anda melihat rasa takut sebagai penghancur dan membuat anda mengacuhkan semua. Hasilnya, justru memperburuk kepercayaan diri anda. Sikap menanggapi secara berlebihan akan membuat anda lari setengah mati dari rasa takut dan segala situasi yang dianggap menakutkan. Hal itu justru menghentikan langkah-langkah seseorang untuk keluar dari zona nyaman mereka. Terakhir, sikap memanfaatkan rasa takut yang digunakan para pakar rasa takut, bukan mengacuhkannya, apalagi melarikan diri darinya. Sikap ini justru melihat rasa takut sebagai asset normal dan berharga.

Dari ketiga sikap ini, hanya sikap memanfaatkannya yang berguna. Inilah yang akan kita pelajari untuk membimbing rasa takut dalam hidup anda. Namun sebelumnya kita akan melihat dan mengamati mengapa sikap tanpa tanggapan dan sikap menanggapi secara berlebihan, menjadi sikap yang tidak efektif.

Sikap Tanpa Tanggapan/Cuek

Biasanya seseorang dengan sikap tanpa tanggapan/cuek akan mengatur rasa takut lewat kepercayaan diri yang luar biasa besar dan tanpa beban. Namun kepercayaan diri ini biasanya begitu tipis sehingga mudah dipatahkan. Beruntung bagi anda yang memiliki kepercayaan yang sangat kuat. Keberuntungan juga tidak akan diterima oleh setiap orang bukan? Hanya Allah yang memberikan keberuntungan itu. Biasanya idiom yang menjadi favorit orang yang cuek dalam menanggapi masalah adalah, “jangan khawatir”, “tidak akan terjadi apa-apa, santai aja”, atau, “tidak ada yang perlu ditakutkan”. 

Sikap Dengan Tanggapan Berlebihan

Kadang-kadang, kita semua mungkin pernah berlebihan dalam menanggapi rasa takut. Tujuan utama member tanggapan berlebihan ini adalah untuk memukul mundur rasa takut dan segala perasaan yang berhubungan dengan hal itu secepat mungkin.

Tanggapan berlebihan sering menimbulkan ketidak berdayaan dan menyelimuti seseorang dengan kepanikan terus menerus. Hal ini mungkin karena mereka yang menaggapi secara berlebihan mempermalukan dirinya sendiri dengan emosi yang tidak terkendali, irrasional, dan tidak berdaya hanya karena terlalu memikirkan kemungkinan tterburuk tanpa menanggapi secara berlebihan, biasanya idiom yang mereka gunakan dalam menghadapi rasa takut adalah, “terlalu berisiko”. “saya tidak bisa”, “Pasti akan berakhir buruk”.

Memanfaatkannya

Gaya ketiga dalam mengatur rasa takut adalah memanfaatkannya. Maksudnya apa? Memanfaatkan rasa takut sama dengan menghargai rasa takut itu dan menerima kenyataan rasa itu. Sikap memanfaatkan rasa takut ini diperlihatkan dengan menghubungkan kembali rasa takut dan menggunakannya untuk hal positif. Biasanya idiom yang digunakan orang dalam memanfaatkan rsa takut ialah, “tidak apa-apa jika merasa takut”, “takut itu menyadarkan kamu kalau kamu itu waras”.

            Baiklah para pembaca blog yang budiman, ada satu sekenario atau contoh yang perlu kita cermati dalam perbedaan diatas.


·         * Dalam waktu dekat anda akan menghadapi ujian final kuliah.*
Cuek: anda tidak berusaha mempersiapkan diri anda untuk ujian tersebut. Justru anda berencana untuk belajar pada malam ujian itu saja.
Berlebihan: anda setiap saat belajar dan tidak menghiraukan kesehatan anda. Anda terlalu sibuk dengan persiapan ujian anda sehingga pekerjaan dan organisasi anda terbengkalai. Justru ini akan membuat anda tidak fit saat ujian nanti.
Memanfaatkannya: anda merasa rileks saat ujian dimulai dan santai dalam pengerjaannya. Karena ketakutan yang anda manfaatkan anda tidak lupa untuk belajar dan memaksimalkan waktu anda dalam keseharian. Dan ini sangat efektif dalam kita lakukan sehari-hari.

Nah, sekarang tinggal tanyakan pada diri pribadi anda, diposisi manakah kita berada dalam menghadapi rasa takut itu sendiri? bukankah setiap insan yang bernyawa itu akan diuji oleh Allah SWT? Sebenarnya satu tujuannya, yaitu memproses diri agar menjadi lebih matang. Masalah hasil? Kita serahkan kepada Allah SWT.

Terakhir marilah kita hayati Firman Allah dibawah ini, surrah Azzumar ; 38
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada- Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.”

* intisari bab I dari buku Fear is Power karya pak Anthony Gunn dan diramu dengan contoh pribadi Saya.
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

 

© Copyright Muhammad Irfan Redha 2012 -2013 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by M.Irfan Redha | Powered by Blogger.com.