Article Update :

Saat Tua Bercengkrama Dengan Tuhannya

Sunday, March 17, 2013



Kita disuruh untuk senantiasa bergerak. Makin sering kita bergerak maka makin banyak yang bisa kita lihat. Makin sering kita berjalan maka makin banyak pula kita berinteraksi dengan makhluk ciptaan Allah. Baik itu makhluk hidup maupun benda mati. Baik itu yang buruk, maupun yang baik. Baik itu saat kita menjadwalkan untuk berpindah tempat sholat, maupun bertamasya ke mesjid-mesjid baru yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya.

Ada kejadian menarik saat penulis mencoba untuk berkunjung kesalah satu mesjid yang sangat termashur di kota banda aceh, mesjid Baiturrahman. Saat itu hendak sholat ashar, karena sebelumnya penulis mengisi luang membaca buku yang ada di perpustakaan mesjid baiturrahman. Pada saat hendak merapatkan saaf, ada seorang kakek-kakek yang bisa ditaksir umurnya sekitar delapan puluh tahun. Umur bonus yang diberikan oleh Allah SWT kepada beliau - mudah-mudahan Amal shalih beliau diterima oleh Allah SWT- . menyusup disela-sela saaf depan. Pas disamping kiri penulis. Saat itu, mungkin karena pengaruh usia, badan kakek tersebut sudah bungkuk dan kelihatan lemah.

Pada rakaat pertama, hendak melanjutkan rakaat yang kedua. Kakek tersebut sangat sulit untuk bangun keatas. Pelan-pelan ia menggerakkan tubuhnya, tangannya juga ikut menahan agar tidak tersungkur kedepan. Dengan usaha yang begitu besar, kakek tersebut berhasil bangkit walaupun sewaktu mau berdiri sempurna, kakinya tergeser kedepan untuk menyeimbangkan tubuhnya dan berdiri sebagaimana biasanya. Begitu juga selanjutnya hingga akhir rakaat.

Setelah berdzikir kepada Allah penulis berfikir sejenak. Luar biasa pengorbanan kakek-kakek tersebut. Walaupun ia sudah tua renta, namun masih bisa menyempatkan diri untuk ikut sholat berjama’ah dan mengejar saaf yang terdepan. Sakit yang ia derita saat mengangkat tubuhnya sendiri telah sirna digantikan kenikmatan bercengkrama dengan Allah yang maha kuat dan bijaksana. Hati yang ikhlas membawanya terbang bersama malaikat-malaikat Allah dalam setiap doanya. Dan kesabaran yang tinggi telah menghantarkannya kepada kenikmatan yang sungguh sangat luar biasa saat bertemu Tuhannya. 

Sesungguhnya kekuatan itu berasal dari Allah, bukan dari kita sebagai makhluk yang lemah. Sungguh kekuatan itu berasal dari niat yang kita azamkan, bukan dari ucapan belaka. Sungguh kekuatan itu berasal dari keikhlasan, bukan dari kesombongan kita yang celaka. Karena Allah menciptakan kita (manusia) dengan sebaik-baik bentuk (ahsanu taqwim). Maka janganlah menganggap kita tidak mampu untuk beribadah dengan semaksimal mungkin. Janganlah kita banyak alasan untuk tidak berdiri pada saat sholat, beralasan letih. Karena sesungguhnya kekuatan itu berasal dari hati kita. Saat hati kita telah ditetapkan tujuannya kepada Allah, maka yang berat akan terasa ringan, yang susah akan beralih mudah.

Saat yang tua dengan khusuknya bercengkrama dengan Tuhannya, tidak salah pula bila yang muda bercengkrama dengan tuhannya lebih baik dari yang tua. Karena Allah itu lebih menyukai pemuda yang rajin beribadah daripada orang tua yang beribadah. Mari sama-sama kita cas kembali semangat kita. Dan saling mengingatkan bersama. Dan perlu penulis ingatkan kembali, nasehat ini adalah untuk penulis sendiri. jikapun anda merasa tercerahkan atas tulisan ini, maka Alhamdulillah.
Share this Article on :

1 comments:

Post a Comment

 

© Copyright Muhammad Irfan Redha 2012 -2013 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by M.Irfan Redha | Powered by Blogger.com.