Kita
disuruh untuk senantiasa bergerak. Makin sering kita bergerak
maka makin banyak yang bisa kita lihat. Makin sering kita berjalan maka makin
banyak pula kita berinteraksi dengan makhluk ciptaan Allah. Baik itu makhluk
hidup maupun benda mati. Baik itu yang buruk, maupun yang baik. Baik itu saat
kita menjadwalkan untuk berpindah tempat sholat, maupun bertamasya ke
mesjid-mesjid baru yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya.
Ada
kejadian menarik saat penulis mencoba untuk berkunjung kesalah satu mesjid yang
sangat termashur di kota banda aceh, mesjid Baiturrahman. Saat itu hendak
sholat ashar, karena sebelumnya penulis mengisi luang membaca buku yang ada di perpustakaan
mesjid baiturrahman. Pada saat hendak merapatkan saaf, ada seorang
kakek-kakek yang bisa ditaksir umurnya sekitar delapan puluh tahun. Umur bonus
yang diberikan oleh Allah SWT kepada beliau - mudah-mudahan Amal shalih beliau
diterima oleh Allah SWT- . menyusup disela-sela saaf depan. Pas disamping kiri
penulis. Saat itu, mungkin karena pengaruh usia, badan kakek tersebut sudah
bungkuk dan kelihatan lemah.
Pada
rakaat pertama, hendak melanjutkan rakaat yang kedua. Kakek tersebut sangat
sulit untuk bangun keatas. Pelan-pelan ia menggerakkan tubuhnya, tangannya juga
ikut menahan agar tidak tersungkur kedepan. Dengan usaha yang begitu besar,
kakek tersebut berhasil bangkit walaupun sewaktu mau berdiri sempurna, kakinya
tergeser kedepan untuk menyeimbangkan tubuhnya dan berdiri sebagaimana
biasanya. Begitu juga selanjutnya hingga akhir rakaat.
Setelah
berdzikir kepada Allah penulis berfikir sejenak. Luar biasa pengorbanan
kakek-kakek tersebut. Walaupun ia sudah tua renta, namun masih bisa
menyempatkan diri untuk ikut sholat berjama’ah dan mengejar saaf yang terdepan.
Sakit yang ia derita saat mengangkat tubuhnya sendiri telah sirna digantikan
kenikmatan bercengkrama dengan Allah yang maha kuat dan bijaksana. Hati yang
ikhlas membawanya terbang bersama malaikat-malaikat Allah dalam setiap doanya.
Dan kesabaran yang tinggi telah menghantarkannya kepada kenikmatan yang sungguh
sangat luar biasa saat bertemu Tuhannya.
Sesungguhnya
kekuatan itu berasal dari Allah, bukan dari kita sebagai makhluk yang lemah.
Sungguh kekuatan itu berasal dari niat yang kita azamkan, bukan dari ucapan
belaka. Sungguh kekuatan itu berasal dari keikhlasan, bukan dari kesombongan
kita yang celaka. Karena Allah menciptakan kita (manusia) dengan sebaik-baik
bentuk (ahsanu taqwim). Maka janganlah menganggap kita tidak mampu untuk
beribadah dengan semaksimal mungkin. Janganlah kita banyak alasan untuk tidak
berdiri pada saat sholat, beralasan letih. Karena sesungguhnya kekuatan itu
berasal dari hati kita. Saat hati kita telah ditetapkan tujuannya kepada Allah,
maka yang berat akan terasa ringan, yang susah akan beralih mudah.
Saat
yang tua dengan khusuknya bercengkrama dengan Tuhannya, tidak salah pula bila
yang muda bercengkrama dengan tuhannya lebih baik dari yang tua. Karena Allah
itu lebih menyukai pemuda yang rajin beribadah daripada orang tua yang
beribadah. Mari sama-sama kita cas kembali semangat kita. Dan saling
mengingatkan bersama. Dan perlu penulis ingatkan kembali, nasehat ini adalah
untuk penulis sendiri. jikapun anda merasa tercerahkan atas tulisan ini, maka
Alhamdulillah.
1 comments:
Subhanalloh
Post a Comment