Contoh Artikel Budaya Yang Bagus : Apakah anda rela jika
melihat adik perempuan anda berboncengan dengan lelaki non muhrimnya? Apakah anda
rela jika anak wanita anda diboncengi oleh lelaki dengan sangat mesra,
mengalahkan kemesraan orang yang telah menikah? Coba Tanya pada hati nurani
anda masing-masing. Penulis meyakini tidak ada yang rela dengan hal diatas. Kalau
anda rela, maka masih perlu dipertanyakan. itu saudara anda atau bukan? Umat islam
di aceh saudara anda atau bukan? Umat islam yang berada di lhoksemawe saudara
anda atau bukan? Bukankah sesama umat islam itu bersaudara? Namun apakah anda
rela jika marwah kaum wanita tercoreng akibat kita tidak menegur sanak saudara
kita yang berboncengan dengan mesra dengan orang yang bukan muhrimnya.
Adanya pro dan kontra
dalam masalah keputusan amir (pemimpin) lhoksmawe pada kalangan masyarakat itu
menjadi hal yang biasa. Toh, setiap ada kebaikan, maka adapula yang akan
memadamkannya. Namun perlu dipertanyakan lagi, seperti pertanyaan diatas. Ini bukan
masalah bisa atau tidaknya duduk ngangkang di belakang teman lelakinya namun
ini adalah suatu bentuk kepedulian amir lhoksmawe dalam mencegah kemungkaran.
Bahkan didalam hadis
arba’in telah dijelaskan. “Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu anhu, ia
berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
“Barang siapa di antaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia merubahnya
(mencegahnya) dengan tangannya (kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup, maka
dengan lidahnya (menasihatinya) ; dan jika tak sanggup juga, maka dengan
hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju) , dan demikian itu adalah
selemah-lemah iman”. (Riwayat muslim)
Jika kita telisik
perkataan rasulullah SAW, hal yang dilakukan amir lhoksmawe sudahlah pantas. Karena
beliau memiliki kekuasaan. Namun alangkah sayangnya jika kita menertawakan
kebijakan wali kota tersebut. Itu sama saja kita menginjak-injak harga diri
kita. Kenapa? Sudah tahu kita masih sebagai rakyat biasa, dan kita tidak mampu
mencegah kemungkaran dengan kekuasaan malah kita tidak mampu menasehati mereka dengan lisan. ini malah menertawakannya? na'uzubillahiminzalik.
dan malah yang paling buruk, kita tidak sanggup menolak dengan hati. Apakah
kita pantas disebut sebagai umat rasulullah? apakah kita masih beriman?
Sekarang Tanya lagi
kepada hati nurani kita masing-masing. Apakah anda tertawa saat kebijakan itu muncul? kalau kita tertawa berarti anda... ? silahkan dijawab masing-masing.
Ketetapan memakai rok
di Kampus
Nah, ini dia satu solusi untuk tidak duduk sembarangan dan takutnya dapat mengganggu kenyamanan hati manusia yang melihatnya. Saat ini baru sedikit
kampus yang mewajibkan para wanita untuk memakai rok. Buktinya saja,
Universitas syiah kuala, baru Di FKIP yang masih patuh terhadap himbauan
memakai rok bagi wanita. Alasannya guru itu mesti sopan dan rapi. Selain itu di
fakultas kedokteran juga sudah mulai. Nah, jadi para ekonom maupun fakultas lain
tidak dapat menerapkan wajib memakai rok bagi yang perempuan? Mungkin Perlu Tanya lagi sama diri ini. “apakah saya
pantas memakai jeans ketat dikampus”. Mereka mempertontonkan lekuk tubuhnya
yang tidak ditutupi hijab. Inginnya kewajiban memakai rok dikampus menjadi ketetapan di semua kampus, khususnya di aceh. Bukanlah memakai hijab itu cukup dengan memakai
jilbab atau kerudung. Akan tetapi menutupi setiap lekuk tubuhnya. Agar tidak memancing
perlakuan negative dari kaum adam.
“Tugas amar ma’ruf dan nahi mungkar tidak
hanya menjadi kewajiban para penguasa, tetapi tugas setiap muslim”. Nah, masih
bingung kalau anda hanya diam saja melihat teman kampus wanita anda dibonceng
oleh lelaki yang bukan muhrimnya. Apapun alasannya mari kita cegah semampu
kita. Bukan menertawai kebijakan pemerintah
yang notabene masih saudara kita seiman.
Akhirnya, marilah
sama-sama kita menepuk dada kita masing-masing dan tanyakan kepadanya. “apakah aku rela jika
saudara perempuanku dibonceng oleh lelaki yang tidak aku kenal?”.
Demikianlah Contoh artikel Budaya yang bagus
Demikianlah Contoh artikel Budaya yang bagus
5 comments:
mantap bro... pemuda harus cerdas mensikapi keputusan pemerintah. :)
sama-sama dit, mudah2an aceh tidak disibukkan melulu dengan pro-kontra masalah syari'at. toh memang sudah menjadi hak otonomi khusus.
nah, yang lain bagaimana komentarnya?
Sesuatu yg baik bahkan teramat agung sekalipun belum tentu membuahkan hasil yg baik jika diterapkan pada tempat yg kurang semestinya. Gak percaya???? Tanam aja padi di arab sono.... Artinya....... Pikir sdr" lah, kan udah pada pinter"
mantap gan
Post a Comment